TUGAS: MK. KOMUNIKASI
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA REMAJA
OLEH: KELOMPOK IV
NAMA:
1. ALPIN
2. DESI
ERNIYANTI ERENS
3. IRSAN
PRAYOGU
4. MUH.
ARIF HASANUDDIN
5. NURUL
ALFI SYAHRA
6. TRI
SUCI MELATI
TINGKAT: I.A
JURUSAN
KEPERAWATAN
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KENDARI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pada saat anak beranjak remaja, kadang kala orang tua
menemukan kesulitan untuk melakukan komunikasi secara dua arah dengan anak. Masa-masa
remaja untuk setiap anak terkadang mejadi periode yang sulit dan ini
dikarenakan anak remaja mulai mengalami beberapa hal dalam hidupnya seperti
mengembangkan identitas mereka sendiri secara individu. Adanya perubahan
biologis dan fisiologis , menghadapi tekanan dari teman sebayanya mengalami
ketertarikan pada lawan jenis, dll. Sementara orang tua juga mulai merasakan
besarnya kekhawatiran pada anak remaja mereka, baik terhadap pergaulannya
maupun perkembangan kepribadiannya. Jadi, bagaimanakah cara terbaik untuk
mengatasinya?
Disaat ini, salah satu cara terbaik adalah orang tua. Orang
tua berkomunikasi dengan anak remaja. Komunikasi yang efektif dengan anak-anak
sangat penting dilakukan karena akan membuat hubungan antara orang tua dan anak
tetap terjalin dengan baik meski pun saat ini sering terjadi pertengkaran
antara orang tua dengan anak ataupun komunikasi yang tidak nyambung. Sebagai
orang tua ada beberapa cara yang lebih baik yang dapat dilakukan dari informasi
mengenai remaja yang sedang bermasalah dengan komunikasi.
Berdasarkan
pemaparan diatas, dalam makalah ini penulis akan membahas “Teori Komunikasi pada Remaja”.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Komunikasi pada
remaja ?
2. Bagaimana proses prinsip komunikasi pada remaja ?
3. Bagaimana
Komunikasi Terapeutik pada Remaja?
4. Bagaimana Teknik Komunikasi pada Remaja?
5. Apa hambatan
dalam Komunikasi pada Remaja?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi
adalah seni penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari komunikator atau
penyampai berita, untuk mengubah serta membentuk perilaku komunikan atau
penerima berita kepola dan pemahaman yang dikehendaki bersama.
Ada
pengertian komunikasi yang dikemukakan oleh beberapa para ahli, yaitu:
1. Menurut
Edward Depari, komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan
yang disampaikan melalui lambing-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukuan
oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan.
2. Menurut
A.F. Stoner, komunikasi adalah proses dimana seorang berusaha memberikan
pengertian dengan cara pemindahan pesan.
3. Menurut
John R. Schemerhom, komunikasi adalah proses antara pribadi dalam mengirim dan
menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka.
4. Menurut
Dr. Phill Astrid Susanto, komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang
yang mengandung arti.
5. Menurut
Human Relation Of Work, Keith Devis, komunikasi adalah proses lewatnya informasi
dan pengertian seseorang ke orang lain.
6. Menurut
Oxford Dictionary (1956), komunikasi adalah pengiriman atau tukar menukar
informasi, idea tau sebagainya.
7. Menurut
Drs. Onong Uchjana Effendy, MA, komunikasi mencakup ekspresi wajah, sikap dan gerak-gerik
suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegraf, telepon dan
lainnya.
Masa
remaja adalah pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa. Bila
stress, diskusi dengan teman sebaya atau keluarganya. Menolak orang yang
berusaha menjatuhkan harga dirinyadengan member support penuh perhatian. (Nur
Himam, 2012:1)
Menurut
Egam (1995); menyampaikan sikap komunikasi merupakan sesuatu apa yang harus
dilakukan dalam komunikasi baik secara verbal maupun non verbal.
1. Sikap
berhadapan
Bentuk sikap dimana seseorang harus
bertatap muka atau berhadapan langsung dengan anak (Komunikator siap untuk
berkomunikasi).
2. Sikap
mempertahankan kontak
Bertujuan menghargai kliendan mengatakan
adanya keinginan untuk tetap berkomunikasi dengan cara selalu memperhatikan apa
yang diinformasikan atau disampaikan dengan tidak melakukan kegiatan yang dapat
mengalihkan perhatian dengan lainnya.
3. Sikap
membungkuk kepada pasien
Menunjukkan keinginan untuk mengatakan
atau mendengar sesuatu dengan cara membungkuk sedikit kearah klien.
4. Sikap
terbuka
Menunjukkan adanya keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi dalam member respons pada klien selama komunikasi.
B. PRINSIP KOMUNIKASI PADA REMAJA
1. Cara
Membangun Hubungan Yang Harmonis Dengan Remaja
Hal yang sering orang tua lakukan
dalam berkomunikasi, orang tua ingin segera membantu menyelesaikan masalah
remaja, ada hal-hal yang orang tua sering lakukan seperti:
a. Cenderung
lebih banyak bicara dari pada mendengarkan,
b. Merasa
tau lebih banyak dari pada remaja,
c. Cenderung
memberi arahan dan nasihat,
d. Tidak
berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang dialami
remaja,
e. Tidak
memberi kesempatan agar remaja mengemukakan pendapat,
f. Tidak
mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan memahaminya,
g. Merasa
putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus dialkukan
terhadap remaja.
2. Kunci
Pokok Berkomunikasi Dengan Remaja
Adapun kunci pokok yang dilakukan orang tua
terhadap anaknya yang beranjak dewasa seperti:
a. Mendengar
Supaya remaja mau berbicara,
b. Menerima
dahulu perasaan remaja,
c. Bicara
supaya di dengar.
3. Mengenal
Diri Remaja
a. Pahami
Perasaan Remaja
Banyak terjadi masalah dalam
berkomunikasi dengan remaja, yang disebabkan karena orang tua kurang dapat
memahami perasaan anaknya yang diajak bicara. Agar komunikasi dapat lebih
efektif orang tua perlu meningkatkan kemampuannya dan mencoba memahami perasaan
anak sebagai lawan bicara.
b. Bagaimana
Memahami Perasaan Remaja
Untuk memahami perasaan remaja,
orang tua harus meneriam dulu perasaaan dan ungkapan remaja terutama ketika ia
sedang mengalami masalah, agar ia merasa nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan
dengan orang tua. Orang tua akan lebih mengerti apa yang sebenarnya dirasakan
remaja.
4. Membuat
Remaja Mau Berbicara Pada Orang Tua Saat Menghadapi Masalah Dan Membantu Remaja
Menyelesaikan Masalah
a. Pesan
kamu dan pesan saya
Pesan kamu adalah cara seperti ini
bukanlah penyampaian akibat perilaku anak terhadap orang tua tetapi berpusat
pada kesalahan anak cenderung tidak membedakan antara anak dan perilakunya
sehingga membuat anak mereka disalahkan,direndahkan dan disudutkan.
Pesan saya lebih menekankan
perasaan dan kepedulian orang tua sebagai akibat perilaku anak sehingga anak
belajar bahwa setiap perilaku mempunyai akibat terhadap orang lain. Melalui
pesan saya akan mendorong semangat anak, mengembangkan keberaniannya, sehingga
anak akan merasa nyaman.
b. Menentukan
Masalah Siapa
Ketika menghdapi remaja sebagai
lawan bicara yang bermasalah, kita perlu mengetahui masalah siapa ini. Hal ini
perlu dibiasakan karena:
1) Kita
tidak mungkin menjadi seorang yang harus memecahkan semua masalah.
2) Kita
harus mengajarkan kepada remaja rasa tanggung jawab dalam memecahkan masalahnya
sendiri.
3) Kita
perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan orang lain.
4) Anak
perlu belajar mandiri
Setelah
mengetahui masalah siapa yang punya masalah harus bertanggung jawab untuk
menyelesaikannya. Bila masalah itu adalah masalah remaja maka teknik yang
digunakan adalah mendengar aktif.
C. KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA REMAJA
Komunikasi
terapeutik merupakan hubungan interpersonal dimana perawat dank lien mengalami
pengalaman belajar bersama serta memperbaiki pengalaman emosional klien.
Komunikasi terapeutik mempunyai karakteristik:
1. Tujuan
yang spesifik.
2. Saling
membagi pikiran, perasaan dan perilaku untuk membentuk keintiman yang terapeutik
dan berorientasi pada masa sekarang (here
and now).
3. Berfokus
pada klien dalam memenuhi kebutuhan.
Dalam
melakukan komunikasi pada remaja, perawat perlu memerhatikan berbagai aspek
diantaranya adalah usia tumbuh kembang remaja, cara berkomunikasi dengan anak
remaja, metode berkomunikasi dengan anak remaja. Peran orang tua dalam membantu
proses komunikasi dengan remaja sehingga bias didapatkan informasi yang benar
dan akurat.
a. Pada
remaja, pola piker dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa.
b. Bila
stress, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya, orang dewasa diluar
keluarga dan terbuka terhadap perawat.
c. Menolak
orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya.
d. Beri
support penuh perhatian.
e. Jangan
melakukan intrupsi.
f. Ekspresi
wajah tidak menunjukkan heran.
g. Hindari
pertanyaan yang menimbulkan rasa malu (jaga privasi).
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
PADA REMAJA
1. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka komunikasi berlangsung secara efektif.
2. Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang
didapat maka komunikasi berlangsung secara efektif.
3. Sikap
Sikap mempengaruhi dalam berkomunikasi,
bila komunikan bersifat pasif/tertutup maka komunikasi tidak berlangsung secara
efektif.
4. Usia
Tumbuh Kembang Status Kesehatan Anak
Bila ingin berkomunikasi, maka
harus disesuaikan dengan tingkat usia agar komunikasi tersebut berlangsung secara
efektif.
5. Saluran
Saluran sangat penting dalam
berkomunikasi agar pesan dapat tersampaikan ke komunikan dengan baik.
6. Lingkungan
Lingkungan juga sangat berperan
penting dalam berkomunikasi, semakin bagus/indah lingkungan yang ditempati maka
dalam berinteraksi akan terasa nyaman dan aman.
E. TEKNIK KOMUNIKASI PADA REMAJA
Komunikasi
dengan remaja merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan denga
remaja, melalui komunikasi ini pula perawatdapat memudahkan mengambil berbagai
data yang terdapat pada diri remaja yang selanjutnya dapat diambil dalam
menentukan masalah keperawatan. Beberapa cara yang digunakan dalam
berkomunikasi dengan remaja, antara lain:
1. Melalui
orang lain atau pihak ketiga
Cara berkomunikasi ini pertama
dilakukan oleh remaja dalam menumbuhkan kepercayaan diri remaja, dengan
menghindari secara langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara
langsung yang sedang berada disamping anak. Selain itu dapat digunakan dengan
cara memberikan komentar tentang sesuatu.
2. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan
disampaikan kepada anak remaja dapat mudah diterima, mengingat anak sangat suka
sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan
pesan yang akan disampaikan, yang akan diekspresikan melalui tulisan.
3. Memfasilitasi
Memfasilitasi adalah bagian cara
berkomunikasi, melalui ekspresi anak atau respon anak remaja terhadap pesan
dapat diterima, dalam memfasilitasi kita harus mampu mengekspresikan perasaan
dan tidak boleh dominan, tetapi anak harus diberikan respons terhadap pesan
yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan
mereflisikan ungkapan negative yang menunjukkan kesan yang jelek pada anak
remaja tersebut.
4. Meminta
untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam
berkomunikasi dengan anak dan meminta untuk menyebutkan keinginan dapat
diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat
menunjukkan perasaan dan pikiran anak pada saat itu.
5. Pilihan
pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini
sangat penting dalam menentukan atau mengetahui perasaan dan pikiran anak,
dengan mengajukan pada situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan
negatif yang sesuai dengan pendapat anak remaja.
6. Penggunaan
skala
Penggunaan skala atau peringkat ini
digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit pada anak seperti penguapan
perasaan nyeri, cemas, sedih, dan lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk
mengekspresikan perasaan sakitnya.
7. Menulis
Melalui cara ini remaja akan dapat
mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasa
banyak dilakukan pada remaja yang jengkel, marah dan diam.
Sikap Komunikasi Terapeutik Dengan
Remaja
Remaja
adalah masa transisi dari anak ke dewasa. Pada masa transisi ini remaja banyak
mengalami kesulitan yang menimbulkan kesulitan yang membutuhkan kemampuan
adaptasi. Remaja sering tidak mendapat tempat untuk mengekspresikan ungkapan
hatinya dan cenderung tertekan. Hal ini dapat mempengaruhi komunikasi remaja
terutama komunikasi dengan orang tua atau orang dewasa lainnya.
Terkait
dengan permasalahan diatas, maka dalam berkomunikasi dengan remaja perawat atau
orang dewasa lain harus mampu besikap sebagai ”SAHABAT” buat remaja. Tidak
meremehkan atau memperlakukan sebagai anak kecil dan tidak membiarkan dia
berperilaku seperti orang dewasa. Pola asuh remaja perlu cara khusus. Walau
usia masih tergolong anak-anak, ia tak bisa diperlakukan sebagai anak kecil.
Remaja sudah menunjukkan jati diri. Biasanya remaja lebih senang berkumpul
bersama teman sebaya ketimbang dengan orang tua. Adapun beberapa sikap yang
dapat dilakukan yaitu:
1. Sikap
kesejatian
Menghindari membuka diri yang terlalu
dini sampai dengan anak menunjukkan kesiapan untuk berespon positif terhadap
keterbukaan, sikap kepercayaan kita pada anak.
2. Sikap
empati
Bentuk sikap dengan cara menempatkan
diri kita pada posisi anak dan orang tua.
3. Sikap
hormat
Bentuk sikap yang menunjukkan adanya
suatu kepedulian/perhatian, rasa suka dan menghargai klien. Ex : senyum pada
saat yang tepat, melakukan jabat tangan atau sentuhan yang lembut dengan seizin
komunikan.
4. Sikap
konkret
Bentuk sikap dengan menggunakan
terminology yang spesifik dan bukan abstrak pada saat komunikasi dengan klien.
Ex : gambar, mainan, dll.
Berikut
ini sikap perawat, orang tua, atau orang dewasa lain yang perlu diperhatikan
saat berkomunikasi dengan remaja.
1. Menjadi
pendengar yang baik dan memberi kesempatan pada mereka untuk mengekspresikan
perasaannya, pikiran dan sikapnya.
2. Mengajak
remaja berdiskusi terkait dengan perasaan, pikiran dan sikapnya.
3. Jangan
memotong pembicaraan dan jangan berkomentar atau beresponyang berlebihan pada
saat remaja menunjukkan sikap emosional, maka sikap kita adalah memberikan
support atas segala masalah yang dihadapi remaja dan membantu untuk
menyelesaikan masalah dengan mendiskusikannya.
4. Perawat
atau orang dewasa lain harus dapat menjadi sahabat buat remaja, tempat berbagi
cerita suka dan duka.
5. Duduk
bersama remaja, memeluk, merangkul, mengobrol dan bercengkrama dengan mereka
serta sering melakukan makan bersama.
Suasana Komunikasi Yang Kondusif
Pada Remaja
Keberhasilan
berkomunikasi dengan remaja dapat dipengaruhi oleh suasana psikologis antara
perawat / orang tua/ orang dewasa lain dengan remaja.
1. Suasana
hormat menghormati
Orang dewasa akan mampu
berkomunikasi dengan baik apabila pendapat pribadinya dihormati, ia lebih
senang kalau ia boleh turut berfikir dan mengemukakan pikirannya.
2. Suasana
saling menghargai
Segala pendapat,
suasana pikiran, gagasan, system nilai yang dianut perlu dihargai. Meremehkan
dan menyampingkan harga diri mereka kan dapat menjadi kendala dalam jalannya
komunikasi.
3. Suasana
saling percaya
Terbuka untuk mengungkapkan diri
dan terbuka untuk mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan
segala alternatif tergali.
Komunikasi
verbal dan non verbal remaja perlu diperhatikan, misalnya ekspresi wajah,
gerakan tubuh dan nada suara yang memberikan tanda tentang status emosionalnya.
Penerapan Komunikasi Sesuai Tingkat
Perkembangan Remaja
Berkomunikasi
dengan anak yang sudah masuk usia remaja (praremaja) sebenarnya lebih mudah.
Pemahaman mereka sudah memadai untuk bicar tentang masalah yang kompleks. Dalam
berkomunikasi dengan remaja, kita tidak bias memindahkan alur pembicaraan,
mengatur dan memegang kendali secara otoriter. Remaja sudah punya pemikiran dan
perasaan sendiri tentang hal yang ia bicarakan.
Contoh
respon yang sering diungkapkan oleh orang tua kepada anaknya yang bisa menyebabkan
terputusnya komunikasi adalah mengancam, memperingatkan, memerintah, menilai,
mengkritik, tidak setuju, menyalahkan, menasehati, menyelesaikan masalah,
menghindar, mengalihkan perhatian, menertawakan, mendesak memberi kuliah,
mengajari, mencemooh, membuat malu, menyelidiki, mengusut, dan
memuji-menyetujui.
Perhatikanlah
bagaimana penerapan komunikasi terapeutik pada remaja berikut ini:
1. Komunikasi
terbuka “Bagaimana sekolahmu hari ini?”, “Apa yang membuatmu senang hari ini
disekolah?”.
2. Komunikasi
dua arah, yaitu bergantian yang berbicara dan yang mendengarkan. Jangan
mendominasi pembicaraan, sediakan waktu untuk remaja dalam menyampaikan
pendapatnya.
3. Mendengar
aktif artinay tidak hanya sekedar mendengar tetapi juga memahami dan menghargai
apa yang diutarakan remaja. Terima dan refleksikan emosi yang ditunjukkan,
misalnya dengan mengatakan, “Ibu tahu, kamu kesal diejek seperti itu…”
4. Sediakan
waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan remaja. Jika sedang tidak bias,
katakana terus terang daripada anda tidak focus dan memutus komunikasi dengan
remaja.
5. Jangan
memaksa remaja untuk mengungkapkan sesuatuyang dia rahasiakan karena akan
membuatnya tidak nyaman dan enggan berkomunikasi. Anak remaja sudah mulai
memiliki privasi yang tidak boleh diketahui orang lain termasuk orang tuanya.
6. Utarakan
perasaan anda jika ada perilaku remaja yang kurang tepat dan jangn memarahi
atau membentak. Misalnya, “ mama khawatir sekali kalau kamu tidak langsung
pulang ke rumah. Kalau mau kerumah teman, telepon dulu agar mama tenang.”
7. Dorong
anak untuk mengatakan hal-hal positif tentang dirinya. Misalnya, “aku sedang
berusaha menguasai mate-matika”, daripada
“aku payah dalam mate-matika”.
8. Perhatikan
bahasa tubuh remaja. Orang tua harus bisa menangkap sinyal-sinyal emosi dari
bahasa tubuhnya.
9. Hindari
komentar menyindir atau meremehkan anak. Berikan pujian pada aspek terbaik yang
dia lakukan sekecil apapun.
10. Hindari
ceramah panjang dan menyalahkan anak.
Tahapan Komunikasi
Dengan Remaja
1. Tahap
prainteraksi
Mengumpulkan data tentang klien dengan
mempelajari status atau bertanya kepada orang tua tentang masalah yang ada.
2. Tahap
perkenalan
a. Memberi
salam dan senyum pada klien
b. Melakukan validasi
c. Mencari
kebenaran data yang ada
d. Mengobservasi
e. Memperkenalkan
nama dengan tujuan, waktu dan
f. Melakukan
kerahasiaan klien.
3. Tahap
kerja
a. Member
kesempatan pada klien untuk bertanya, karena akan memberitahu tentang hal yang
kurang dimengerti dalam berkomunikasi.
b. Menanyakan
keluhan utama.
c. Saat
berkomunikasi dengan klien remaja, usahakan berdiskusi atau curah pendapat
seperti teman sebaya.
d. Hindari
beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu.
e. Jaga
kerahasiaan yang dapat menimbulkan rasa malu.
f. Jaga
kerahasiaan dalam komunikasi (masa transisi dalam bersikap dewasa).
4. Tahap
terminasi
a. Menyimpulkan
hasil wawancara meliputi evaluasi proses dan hasil.
b. Memberikan
reinforcement positif, tindak lanjut, kontrak, dan
c. Mengakhiri
wawancara dengan cara yang baik.
F. HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI PADA
REMAJA
Komunikasi
merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi manusia dalam melakukan
interaksi dengan sesame. Kita pada suatu waktu merasakan komunikasi yang kita
lakukan menjadi tidak efektif karena kesalahan dalam menafsirkan pesan yang
kita terima. Hal ini terjadi karena setiap manusia mempunyai keterbatasan dalam
menelaah komunikasi yang disampaikan.
Kesalahan
dalam menafsirkan pesan bisa disebabkan karena tiga hal yaitu :
1. Hambatan
fisik
a. Sinyal
non verbal yang tidak konsisten.
Gerak-gerik kita ketika
berkomunikasi tidak melihat kepada lawan bicara, tetapi dengan aktifitas kita
pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita, mempengaruhi proses komunikasi
yang berlangsung.
b. Gangguan
noises
Gangguan ini bisa berupa suara yang
bising pada saat kita berkomunikasi, jarak jauh, dan lain sebagainya.
c. Gangguan
fisik (gagap, tuli, buta)
Adanya gangguan fisik seperti
gagap, tunawicara, tunanetra, dan sebagainya yang dialami oleh seorang remaja.
Terimalah mereka apa adanya, mereka pasti memiliki potensi unggul lain yang
perlu digali. Sebagai perawat, kita harus siap menerima kenyataan tersebut
seraya mencari cara agar tidak terjadi hambatan komunikasi dengan remaja
tersebut, misalnya dengan cara belajar bahasa yang mereka dapat pahami.
d. Teknik
bertanya yang buruk
Ternyata kita yang tidak memiliki
kemampuan bertanya, tidak akan sanggup menggali pemahaman orang lain, tidak
sanggup mengetahui apa yang dirasakan orang lain. Oleh karena itu, kembangkan
selalu teknik bertanya kepada orang lain. Bahwa setiap individu memiliki
modalitas belajar yang berbeda-beda.
e. Teknik
menjawab yang buruk
Kesuliatan orang memahami materi
yang disampaikan karena komunikator tidak mampu menjawab dengan baik.
Pertanyaan bukannya dijawab, melainkan dibiarkan. Pertanyaan justru dijawab
tidak tepat. Salah satu teknik menjawab yang buruk adalah komunikator tidak
memberikan kesempatan individu menyelesaikan pertanyaan lalu lngsung dijawab
oleh komunikator.
f. Kurang
menguasai materi
Ini faktor yang sangat jelas.
Begitu kita tidak menguasai materi, itulah hambatan komunikasi. Kompetensi
professional salah satu maknanya adalah menguasai materi secara mendalam bahkan
ditambahkan lagi untuk meluas.
g. Kurang
persiapan
Bagaimana mungkin proses
penyampaian materi atau pembelajaran dapat optimal jika tidak menyiapkan
perencanaan dengan baik.
2. Hambatan
psikologis
a. Mendengar
Biasanya kita mendengar apa yang
ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun
tidak semua kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah
yang ingin kita dengar.
b. Mengabaikan
informasi yang bertentangan denagn apa yang kiata ketahui.
Sering kali kita mengabaikan
informasi yang menurut kita tidak sesuai denga ide, gagasan dan pandangan kita
padahal kalau dicermati sangat berhubungan denga ide kita, padahal ada kalanya
gagasan kita yang kurang benar.
c. Menilai
sumber
Kita cenderung menilai siapa yang
memberikan informasi. Jika ada seorang remaja yang memberikan informasi tentang
suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
d. Pengaruh
emosi
Pada keadaan marah, remaja akan
kesulitan untuk menerima informasi. Apapun berita atau informasi yang
diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
e. Kecurigaan
Kembangkan sikap berbaik sangka
pada semua orang. Hendaklah berpikir baik atau positif bahwa materi ini bisa
dipahami oleh remaja. Komunikator curiga pada komunikan akan membawa suasana pembelajaran
tidak kondusif.
f. Tidak
jujur
Karakter dasar komunikator mestilah
ditampilkan selama pembelajaran komunikasi pada remaja berlangsung dan juga di
luar pembelajaran. Kita harus jujur, jangan berbohong, jujurlah jika memang
tidak tahu.
g. Tertutup
Jika kita memiliki sikap tertutup
atau introvert dalam proses pembelajaran, sebaiknya jangan menjadi komunikator.
Sebab dalam prose situ diperlukan kerjasama, keterbukaan, kehangatan, dan
keterlibatan.
h. Dekstuktif
Jelas sikap ini akan menjadi
penghambat aliran komunikasi pada remaja. Cegahlah sedini mungkin oleh kita.
Jika sikap dekstruktif itu muncul, lakukan segera penanganannya secara bijak
atau sesuai prosedur yang berlaku.
i.
Kurang dewasa
Kita perlu menyadari sikapnya dalam
proses pembelajaran. Bedakan ketika kita berbicara dengan anak, karena kita
berkomunikasi dengan seorang remaja yang mampu tetapi ada hambatan psikologi.
3. Semantik
a. Persepsi
yang berbeda
b. Kata
yang memiliki arti lain bagi orang yang berbeda
c. Terjemahan
yang salah
d. Semantik
yaitu pesan bermakna ganda
e. Belum
berbudaya baca, tulis, dan budaya diam.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Komunikasi adalah proses penyampaian
gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung
arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Tujuan
komunikasi yaitu pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti oleh
si komunikan. Dalam melakukan komunikasi pada anak dan remaja, perawat perlu
memperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah cara berkomunikasi dengan anak,
tehnik komunikasi, tahapan komunikasi dan faktor yang mempengaruhi komuikasi.
Seperti pada anak dan remaja dalam berkomunikasinya sedang
membentuk jati dirinya, dia akan lebih diam dengan orang yang dianggapnya tidak
sama dengan dia. Masa remaja merupakan masa-masa panjang yang dialami seorang
anak. Saat remaja mereka mulai mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun
non fisik dalam kehidupan mereka.
B. SARAN
Adapun saran yang ingin penulis
sampaikan dengan penulisan makalah ini yaitu :
1.
Mahasiswa
mampu berkomunikasi dengan
remaja lebih efektif karena telah mengetahui bagaimana prinsip dan strategi
berkomunikasi dengan remaja, serta mengetahui hambatan yang akan ditemui pada
saat akan berkomunikasi dengan remaja.
2.
Mahasiswa
mampu menerapkan tehnik-tehnik komunikasi, cara berkomunikasi, tahapan
komunikasi serta faktor yang menghambat komunikasi pada anak dan remaja.
3.
Mahasiswa
dapat menjelaskan komunikasi pada remaja.